Hawa Nafsu

قَالَ النَّبِيُّ - صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ -؛ «حُبُّك الشَّيْءَ يُعْمِي وَيُصِمُّ» أَيْ يُعْمِي عَنْ الرُّشْدِ وَيُصِمُّ عَنْ الْمَوْعِظَةِ
Nabi SAW bersabda: "kecintaanmu pada sesuatu menjadikan dirimu buta dan tuli"  yakni buta dari petunjuk dan tuli dari nasihat 
[Adab ad-Dunya wa ad-Din, hal 32]

وفي زبور السيد داود عليه السلام: يَا دَاوُد حذر وأنذر قومَك عن أكلِ الشهواتِ، فإن قلوبَ أهلِ الشهواتِ محجوبةٌ عنّي. إه
Diriwayatkan pada kitab Zabur, bahwa Alloh Subhanahu Wa Ta'ala berfirman: "Wahai Daud, peringatkanlah kaummu agar tidak makan dengan mengikuti keinginan syahwat, karena hati orang yang mengikuti syahwat terhalang dari sisi-Ku
[al-Minah as-Saniyah h. 5]

وقال سيدي علي الخواص: من أكل الحرامَ وأطال العبادةَ فهو كالحمامِ الذي وقد على بَيْضٍ فاسدٍ، فهو يُتْعِبُ نفسَهُ في طولِ المقامِ ثم لايفرخ شيئًا بل يخرج مذرًا
Sayyid 'Ali al-Khowash rohimahulloh berkata: "Barangsiapa memakan barang haram dan menjalankan ibadah kepada Alloh Subhanahu Wa Ta'ala, ibarat burung merpati yang mengerami telur busuk, kelelahannya tidak akan menghasilkan apa-apa.
[al-Minah as-Saniyah h. 7]

منهومان لا يشبعان: منهوم العلم ، ومنهوم المال
ada dua keinginan yang tidak pernah merasa kenyang (terpenuhi): kegemaran terhadap ilmu dan kerakusan pada harta.
[Ihya ‘Ulum ad-Din, 3/238]

وَقَالَ بَعْضُ الْعُلَمَاءِ: رَكَّبَ اللَّهُ الْمَلَائِكَةَ مِنْ عَقْلٍ بِلَا شَهْوَةٍ، وَرَكَّبَ الْبَهَائِمَ مِنْ شَهْوَةٍ بِلَا عَقْلٍ، وَرَكَّبَ ابْنَ آدَمَ مِنْ كِلَيْهِمَا؛ فَمَنْ غَلَّبَ عَقْلَهُ عَلَى شَهْوَتِهِ فَهُوَ خَيْرٌ مِنْ الْمَلَائِكَةِ، وَمَنْ غَلَبَتْ شَهْوَتُهُ عَلَى عَقْلِهِ فَهُوَ شَرٌّ مِنْ الْبَهَائِمِ
Sebagian ulama berkata: Alloh menciptakan malaikat terdiri dari akal tanpa syahwat, Alloh menciptakan binatang terdiri dari syahwat tanpa akal, dan Alloh menciptakan anak cucu Adam terdiri dari keduanya (akal dan syahwat). barangsiapa akalnya mengalahkan syahwatnya maka ia lebih baik daripada malaikat, dan barangsiapa yang syahwatnya mengalahkan akalnya maka ia lebih jelek daripada binatang.
[al-Mawardi, adab ad-dunya wa ad-din, hal. 31]
FB Comments
0 Blogger Comments

0 comments:

Posting Komentar

Home