Ilmu

وقال الخليل بن أحمد: الرجال أربعة: رجل يدري ويدري أنه يدري فذلك عالم فاتبعوه، ورجل يدري ولا يدري أنه يدري فذلك نائم فايقظوه، ورجل لا يدري ويدري أنه لا يدري فذلك مسترشد فأرشدوه، ورجل لا يدري ولا يدري أنه لايدري فذلك جاهل فأرفضوه.
al-Kholil bin Ahmad berkata: manusia itu ada empat kelompok, 1) orang tahu yang menyadari bahwa dirinya tahu, itulah orang alim, maka ikutilah dia; 2) orang tahu yang tidak menyadari bahwa dirinya tahu, itulah orang tidur, maka bangunkanlah dia; 3) orang yang tidak tahu dan menyadari bahwa dirinya tidak tahu, itulah orang yang mencari petunjuk, berilah ia petunjuk; dan 4) orang yang tidak tahu tapi tidak menyadari bahwa dirinya tidak tahu, itulah orang bodoh, jauhilah dia.
[Ithaf as-Sa'il, 29]

وَقَالَ بَعْضُ الْبُلَغَاءِ: خَيْرُ الْمَوَاهِبِ الْعَقْلُ، وَشَرُّ الْمَصَائِبِ الْجَهْلُ
Sebagian ahli balaghah berkata: sebaik-baiknya karunia adalah akal, dan seburuk-buruknya musibah adalah kebodohan
[Adab ad-Dunya wa ad-Din, hal. 17]

قَالَ مُصْعَبُ بْنُ الزُّبَيْرِ: تَعَلَّمْ الْعِلْمَ فَإِنْ يَكُنْ لَك مَالٌ كَانَ لَك جَمَالًا وَإِنْ لَمْ يَكُنْ لَك مَالٌ كَانَ لَك مَالًا
Mush'ab bin as-Zubair berkata: tuntutlah ilmu, jika kamu punya harta maka ilmu menjadi penghias bagimu, jika kamu tidak punya harta maka ilmu menjadi kekayaan bagimu
[Adab ad-Dunya wa ad-Din, hal 36]

تعلم فليس المرأ يولد عالما * وليس أخو العلم كمن هو جاهل
tuntutlah ilmu, tidak ada orang yang terlahir dalam keadaan pintar, orang berilmu tidak sama dengan orang yang tidak berilmu
[Ta'lim al-Muta'allim]

تعلم فإن العلم زين لأهله * وفضل وعنوان لكل المحامد
tuntutlah ilmu, sesungguhnya ilmu adalah perhiasan dan keutamaan bagi pemiliknya, ilmu adalah tanda bagi setiap kebaikan yang terpuji
 [Ta'lim al-Muta'allim]

 قَالَ بَعْضُ الْعُلَمَاءِ: مَنْ أَكْثَرَ الْمُذَاكَرَةَ بِالْعِلْمِ لَمْ يَنْسَ مَا عَلِمَ وَاسْتَفَادَ مَا لَمْ يَعْلَمْ
Sebagian Ulama berkata: barangsiapa memperbanyak mudzakarah dalam ilmu, ia tidak akan lupa terhadap ilmu yang dimiliki dan mendapatkan ilmu yang belum ia ketahui    
[Adab ad-Dunya wa ad-Din, hal. 52]

وَقَدْ بَيَّنَ عَلِيُّ بْنُ أَبِي طَالِبٍ - رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ - فَضْلَ مَا بَيْنَ الْعِلْمِ وَالْمَالِ فَقَالَ: الْعِلْمُ خَيْرٌ مِنْ الْمَالِ. الْعِلْمُ يَحْرُسُك، وَأَنْتَ تَحْرُسُ الْمَالِ. الْعِلْمُ حَاكِمٌ وَالْمَالُ مَحْكُومٌ عَلَيْهِ. مَاتَ خَزَّانُ الْأَمْوَالِ وَبَقِيَ خَزَّانُ الْعِلْمِ أَعْيَانُهُمْ مَفْقُودَةٌ، وَأَشْخَاصُهُمْ فِي الْقُلُوبِ مَوْجُودَةٌ
'Ali bin Abi Tholib RA telah menjelaskan keutamaan ilmu dibandingkan dengan harta, ia berkata: "ilmu lebih baik daripada harta, ilmu itu menjagamu sedangkan kamu harus menjaga harta. ilmu adalah hakim sedangkan harta menjadi objek hukum. para penjaga harta akan mati sedangkan pemilik ilmu itu kekal, raganya telah tiada namun sosoknya tetap ada di dalam hati"
[Adab ad-Dunya wa ad-Din, hal. 42]

قَالَ بَعْضُ الْحُكَمَاءِ: مَنْ لَمْ يَحْتَمِلْ ذُلَّ التَّعَلُّمِ سَاعَةً بَقِيَ فِي ذُلِّ الْجَهْلِ أَبَدًا
Sebagian ahli hikmah berkata: orang yang tidak mau bertahan sesaat dalam kehinaan menuntut ilmu, maka selamanya ia akan berada dalam hinanya kebodohan.
[Adâb ad-Dunyâ wa ad-Dîn halaman 67]

وقال الحسن البصري - رحمه الله تعالى -: يوزن مداد العلماء بدم الشهداء، فيرجح مداد العلماء على دم الشهداء.
Imam al-Hasan al-Bashriy rohimahulloh berkata: "ditimbang tintanya para ulama dengan darahnya para syuhada, maka tinta para ulama lebih unggul daripada darah para syuhada."

قال الامام مالك رحمه الله تعالى: ليس العلم بكثرة الرواية، وانما العلم نور يقذفه الله 
تعالى في القلب
Imam Malik rohimahulloh berkata: ilmu itu bukan banyaknya riwayat, melainkan cahaya yang Alloh hujamkan ke dalam hati (hambaNya).


وفي الجهل قبل الموت موت لاهله ... فاجسادهم قبل القبور قبور
Orang bodoh dianggap mati sebelum ia mati, jasadnya telah terkubur sebelum dikubur.

 [Imam al-Haddad, ad-Da'wah at-Tammah]
FB Comments
0 Blogger Comments

0 comments:

Posting Komentar

Home