Pemandu Khutbah Membaca Sholawat dengan Suara Keras dan Panjang

Soal

Bagaimana apabila seorang pemandu khutbah (protokol khutbah) dengan suara keras membaca sholawat antara dua khutbah? Dan apabila sholawatnya panjang, apakah berarti memutuskan muwalat antara kedua khutbah itu?

Jawab

Membaca sholawat antara dua khutbah dengan suara keras itu adalah bid’ah hasanah, dan dapat pula memutuskan muwalat apabila sholawat itu dianggap panjang menurut kebiasaan (‘urf) dikirakan waktunya cukup untuk dua roka’at.

Keterangan dalam kitab Imam Kurdi ‘ala Bafadhol.

فَعُلِمَ أَنَّ هَذَا أَيْ قِرَاءَةَ الْمرقِيِّ بَيْنَ يَدَيْ الْخَطِيبِ  إلَخْ بِدْعَةٌ حَسَنَةٌ - حاشية الكردي -

   Maka diketahui bahwa bacaan Bilal (pemandu khutbah) antara dua khutbah ….. adalah bid’ah hasanah.

الذي يخل به هنا مِقْدَارُ رَكْعَتَيْنِ بِأَقَلِّ مُجْزِئٍ وَمَا دُونَهُ لَا يُخِلُّ بِالْولَاء - حاشية الكردي -

   Adapun yang dapat merusak (kesinambungan dua khutbah) di sini adalah kira-kira dua roka’at yang sah dan dilakukan secara sangat cepat.

(وولاء) بينهما وبين أركانهما وبينهما وبين الصلاة بأن لا يفصل طويلا عرفا وسيأتي أن اختلال الموالاة بين المجموعتين بفعل ركعتين بل بأقل مجزىء فلا يبعد الضبط بهذا هنا ويكون بيانا للعرف – فتح المعين -

   Dan (harus) ada kesinambungan antara kedua khutbah jum’at dan antara rukun-rukunnya serta antara kedua khutbah tersebut dengan shalatnya, dengan tidak dipisah dalam waktu yang menurut kebiasaan setempat sudah dianggap lama. Selanjutnya, yang merusak kesinambungan (al-muwalah) diantara dua perbuatan diperkirakan selama mengerjakan sholat dua roka’at, atau lebih singkat sedikit, itu sudah mencukupi. Karena itu, dalam hal ini tidak sulit membuat kriteria penjelasan yang sesuai dengan kebiasaan (‘urf).

ــــــــــــــــــــــــــــــــ
Keputusan Muktamar Nahdlatul Ulama ke-1
Sumber: Ahkamul Fuqaha; Solusi Problematika Aktual Hukum Islam, hal. 9-10.
FB Comments
0 Blogger Comments

0 comments:

Posting Komentar

Home